Senin, 13 Februari 2017

Mikroorganisme Lokal (MOL)

Mikroorganisme
Pengertian MOL

Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah hasil cairan fermentasi dari substrat atau media tertentu yang berada disekitar kita (misalnya nasi, buah-buahan, telur, susu, keong dan lain - lain). MOL juga dapat diartikan mikroorganisme yang berasal dari substrat/bahan tertentu dan diperbanyak dengan bahan alami yang mengandung karbohidrat (gula), protein, mineral dan vitamin.
Pembuatan MOL tidak dilakukan melalui proses inokulasi oleh mikroorganisme yang diintroduksikan dan tidak dilakukan secara aseptis. Manfaat MOL adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman serta kesehatan tanah. MOL juga dikenal sebagai agen penyubur tanah.
Perkembangan MOL di Indonesia cukup pesat dikalangan petani, khususnya petani organik. MOL bersifat sangat spesifik untuk daerah tertentu karena menggunakan bahan baku dan mikroorganisme lokal, yang tentunya berbeda dengan daerah lain. MOL mirip dengan Fermented Plant Juice Fertilizer yang berkembang di beberapa negara. Nomenklatur MOL dalam pohon pupuk belum mendapat tempat yang sesuai. Hal ini disebabkan MOL tidak dapat dimasukan dalam kategori pupuk hayati dan belum memenuhi syarat sebagai pupuk organik cair.

Jenis-Jenis MOL

Sesuai tujuan aplikasinya, MOL dibedakan menjadi 2 yaitu :
  1. MOL yang diaplikasikan sebagai pemacu tumbuh tanaman.
  2. MOL yang digunakan sebagai dekomposer (agen perombak bahan organik/sisa panenan).
Bahan dasar dan bahan pelengkap pembuatan MOL sesuai dengan tujuan aplikasinya. Buah-buahan, sayuran dan akar tanaman yang akan digunakan sebagai substrat harus yang sehat, tanpa ada gejala penyakit, karena dikhawatirkan penyakit tersebut (yang disebabkan oleh  bakteri dan fungi) akan tumbuh dan berkembang selama proses pembuatan MOL.

Manfaat MOL

manfaat dari metabolit yang terkandung didalam MOL sebagai fermentasi terhadap bahan baku tersebut merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan biologi tanah. Disamping itu, mikroorganisme yang telah tumbuh dan berkembang selama proses pembuatan MOL akan mendominasi rhizosfer tanaman, sehingga tidak mudah terserang penyakit. Molase selain mengandung sukrosa yang cukup tinggi (45%-55%), juga mengandung asam-asam organik sebagai sumber C bagi pertumbuhan mikroorganisme. Fermentasi molase oleh mikroorganisme fermentative yang berasal dari buah-buahan menghasilkan asam organik lainnya misalnya asam sitrat, sehingga PH MOL umumnya cenderung asam. Kondisi asam inibaik untuk produksi fitohormon (Auksin, Giberelin dan Sitokinin) yang diketahui berperan dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif, generatif dan pemasakan buah. Asam amino selain berperan dalam jalur metabolisme N tanaman dan sumber N bagi mikroorganisme, secara khusus Triptofan dikenal sebagai prekursor metabolisme Auksin, sedangkan asam amino Levulinat diektahui sebagai prekursor pembentukan klorofil.

Cara Pembuatan MOL

Cara pembuatan MOL sudah banyak dipraktekan oleh Petani pada sistem Pertanian Organik, misalnya di Sragen dan Salatiga.

MOL untuk pemacu tumbuh tanaman
1. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan 20L MOL adalah :
No
Nama Bahan
Jumlah
1
Sisa panenan (sayuran dll), bonggol pisang, akar bambu, nanas
15 kg
2
Cairan molase
500 ml
3
Air cucian beras (air leri)
2 l
4
Air kelapa tua
2 l
5
Air bersih (air langsung dari keran atau air gunung)
20 l
2. Masukan bahan padat tersebut ke dalam karung kemudian diikat.
3. Air bersih, molase, air kelapa, dan air cucian beras dimasukan kedalam ember berukuran lebih kurang 50 l.
4. Masukan karung tersebut ke dalam air dan rendam, kemudian ember ditutup dan disimpan ditempat teduh selama 14 hari sampai cairan berwarna lebih pekat dan muncul bercak-bercak putih pada permukaan.

MOL untuk decomposer

1. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan 20 l MOL adalah :
No
Nama Bahan
Jumlah
1
Bekicot, cacing tanah, kompos matang, rayap dan akar bambu
15 kg
2
Cairan molase
500 ml
3
Air kelapa tua
2 l
4
Air bersih (air langsung dari keran atau air gunung)
20 l
2. Bekicot, cacing, atau rayap digerus sampai halus, kemudian dicampurkan kompos matang atau akar bambu, selanjutnya dimasukan ke ember berukuran 20 l.
3. Masukan molase, air kelapa, dan air bersih sampai memenuhi 3/4 ember.
4. Ember ditutup dan disimpan ditempat teduh selama 21 hari sampai cairan berwarna lebih pekat.
5. Untuk 20 l MOL dekomposer bisa digunakan untuk 2 t bahan kompos kering.

Sumber : http://Balittanah.litbang.pertanian.org

Minggu, 12 Februari 2017

Cara Hemat dan Mudah Memanfaatkan Sayur dan Buah Menjadi EM4 Pertanian

Sayuran Buah-buahan = EM4
Sekilas Tentang EM4 Pertanian

Produk EM4 Pertanian - merupakan bakteri fermentasi bahan organik tanah menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah. Terbuat dari hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah yang dikemas dalam medium cair. EM4 Pertanian dalam kemasan berada dalam kondisi istirahat (dorman). Sewaktu diinokulasikan dengan cara menyemprotkannya ke dalam bahan organik dan tanah atau pada batang tanaman, EM4 Pertanian akan aktif dan memfermentasi bahan organik (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang terdapat dalam tanah. Hasil fermentasi bahan organik tersebut adalah berupa senyawa organik yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman misalnya gula, alcohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin dan senyawa organik lainnya.Pemberian bahan organik ke dalam tanah tanpa inokulasi EM4 Pertanian akan menyebabkan pembusukan bahan organik yang terkadang akan menghasilkan unsur anorganik sehingga akan menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.Selain mendekomposisi bahan organik di dalam tanah, EM4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat di sekilingnya. Ion fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah kekurangan fosfat. Dengan EM4 Pertanian hife mikoriza dapat meluas dari misellium dan memindahkan fosfat secara langsung kepada inang dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap tanaman. EM4 Pertanian juga melindungi tanaman dari serangan penyakit karena sifat antagonisnya terhadap pathogen yang dapat menekan jumlah pathogen di dalam tanah atau pada tubuh tanaman.

Manfaat EM4 Pertanian
  • Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
  • Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.
  • Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat (bokashi).
  • Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
  • Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.
Sumber: http://em4-indonesia.com/em4-pertanian/


Memanfaatkan Sayuran dan Buahan Menjadi EM4
Pada kesempatan ini kita akan membahas bagaimana kita bisa memanfaatkan sisa limbah dapur seperti sayuran atau kulit buah dimana limbah dapur ini dapat kita olah menjadi bahan pembuatan EM4. Bahkan dengan teknis pengolahan ini kita dapat menghemat pengeluaran hingga 80% dan hasil yang lebih efektif. Begitu banyak keuntungan yang didapatkan.

Langkah - Langkah Pembuatan :
Bahan dan Alat yang Diperlukan
  1. 500 gr pepaya matang / kulitnya
  2. 500 gr pisang matang / kulitnya
  3. 500 gr nanas matang / kulitnya
  4. 250 gr kacang panjang segar
  5. 250 gr kangkung air
  6. 1500 gr bagian dalam batang pisang muda
  7. 1000 gr gula pasir
  8. 500 ml air nira / kelapa
  9. Ember / Tong
  10. Jerigen
  11. Saringan
Cara Pengolahan
  1. Bahan N0. 1 – No. 6 diblender
  2. Masukkan kedalam ember
  3. Masukkan gula pasir dan air kelapa/air nira aduk hingga tercampur rata
  4. Ember ditutup rapat dan simpan selama 7 hari
  5. Ember berisi adonan tersebut disimpan ditempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung/didalam rumah
  6. Setelah 7 hari cairan yang dihasilkan diambil dan disaring
  7. Setelah disaring masukkan cairan tersebut kedalam jerigen dan ditutup rapat
  8. EM4 siap digunakan
Catatan
EM4 yang sudah jadi tersebut dapat bertahan selama 6 bulan dalam penyimpanan. Ampas dari penyaringan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.

Sabtu, 11 Februari 2017

Cara Mandiri Mendapatkan Hormon ZPT Lengkap (Auksin, Giberelin, Sitokinin)

Proses Biologis

Peran Hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin Pada Tanaman

1. Auksin
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batangakar, dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Peran auksin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Belanda bernama Fritz Went (1903-1990).
Fungsi Hormon Auksin
Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Membedakan Sedikit Atau Banyaknya Hormon Pada Tanaman
Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.

2. Giberelin
Giberelin (bahasa Inggris: gibberellin) atau asam giberelat (bahasa Inggris: gibberellic acid, disingkat GA) adalah semua anggota kelompok hormon tumbuhan yang memiliki fungsi yang serupa atau terkait dengan bioassay GA1. GA hadir pada hampir sepanjang hidup tumbuhan dan diketahui mengatur perkecambahan, pemanjangan batang, pemicuan pembungaan, perkembangan kepala sari (anther), perkembangan biji dan pertumbuhan perikarp. Selain itu, fitohormon ini juga berperan dalam tanggapan terhadap rangsang melalui regulasi fisiologis yang terkait dengan mekanisme biosintesisnya.
Giberelin pada tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA bioaktif) dan giberelin nonaktif. Giberelin yang aktif secara biologis (GA bioaktif) mengontrol beragam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji, batang perpanjangan, perluasan daun, dan bunga dan pengembangan benih. Hingga tahun 2008 terdapat lebih daripada seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah kecil darinya, seperti GA1 dan GA4, diperkirakan berfungsi sebagai hormon bioaktif.
Giberelin pertama kali dikenali pada tahun 1926 oleh seorang ilmuwan Jepang, Eiichi Kurosawa, yang meneliti tentang penyakit padi yang disebut "bakanae". Hormon ini pertama kali diisolasi pada tahun 1935 oleh Teijiro Yabuta, dari strain cendawan Gibberella fujikuroi. Isolat ini lalu dinamai gibberellin.

3. Sitokinin
Sitokinin (bahasa Inggris: cytokinins, CK) adalah sekelompok hormon tumbuhan dan zat pengatur tumbuh yang mendorong terjadinya pembelahan sel (sitokinesis) di jaringan meristematik. Selain peran utamanya sebagai pengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel, sitokinin juga mempengaruhi dominansi pucuk, pertumbuhan kuncup tepi, dan penuaan (senescense) daun. Peran sitokinin pertama kali ditemukan oleh Folke Skoog dalam percobaannya yang memakai santan pada tahun 1940-an sewaktu ia bekerja di Universitas Wisconsin, Madison.
Terdapat dua tipe sitokinin: tipe adenin dan tipe fenilurea. Tipe adenin diwakili oleh kinetin, zeatin, dan BA. Tipe fenilurea, misalnya adalah difenilurea dan tidiazuron (TDZ), tidak dibentuk oleh tumbuhan. Hampir semua sitokinin tipe adenin dibentuk di bagian perakaran. Jaringan kambium dan bagian-bagian yang sel-selnya masih aktif membelah juga membentuk sitokinin.
Sitokinin dapat bekerja lokal ataupun jarak jauh. Biasanya, sitokinin ditransportasi lewat pembuluh kayu. Dalam menjalankan fungsi fisiologinya, sitokinin kerap kali bekerja bersama-sama dengan auksin.
Sumber: https://id.wikipedia.org/

Cara Mandiri Mendapatkan Hormon ZPT Lengkap (Auksin, Giberelin dan Sitokinin)
Pada tahapan ini langsung saja kita ulas bagaiman cara mendapatkan hormon ZPT lengkap dengan memanfaatkan media yang ada disekitar lingkungan kita. Untuk Lebih jelasnya, ikuti langkah - langkah dibawah ini.
Bahan :
  1. Rebung : 2 kg
  2. Kacambah (Tauge) : 1 kg
  3. Bonggol Pisang : 2 kg
  4. Pucuk daun-daunan : 2 kg
  5. Gula merah : 1 kg
  6. Bakteri pengurai : 200 cc
  7. Air kelapa : 20 liter
Alat :
  1. Blender/lesung/Lumpang
  2. Tong/Jerigen 30 liter
  3. Parang/pisau
  4. Baskom
  5. Saringan
  6. Plastik penutup
  7. Tali karet
Cara Pembuatan
  • Bongol pisang, rebung, daun-daunan dicacah kecil-kecil dan di tumbuk hingga lembut, di blender akan lebih bagus
  • Kecambah atau tauge ditumbuk atau di blender hingga lembut
  • Gula merah di direbus setelah mencair di diginkan
  • Semua bahan-bahan yang sudah ditumbuk di masukkan ke tong/jerigen, kemudian masukkan air kelapa dan tambahkan bakteri pengurai/bio starter
  • Setelah bahan sudah di jadikan satu kedalam tong lalu diaduk sampai merata kemudian di tutup dengan plastik dan di ikat, tetapi plastik di kendorkan
  • Setiap hari di aduk selama ± 4 hari dan ZPT buah sudah jadi
  • Setelah jadi ZPT Organik di saring tempatkan pada jerigen dan di tutup rapat
Cara Pengunaan
Cabai
Direndam selama 2 – 3 jam dosis 1 sdk mkn/liter air
Bawang Merah
Sesaat sebelum tanam tanah disiram dengan larutan
Mentimun
direndam selama 2 – 3 jam
Tomat
direndam selama 3 – 4 jam
Kacang panjang
direndam selama 1 jam
Padi
direndam selam semalam ( 12 – 24 jam)
Nilam
Stek diikat dan direndam 1 – 2 jam
Terong
direndam selama 3 – 4 jam
Stek Kopi,lada,sirih, bunga
Stek diikat dan direndam 1/2 jam



Beberapa bagian tanaman yang bisa digunakan untuk membuat Homon/ ZPT adalah:
  1. Untuk membuat Hormon/ ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas
  2. Untuk membuat Hormon/ ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung
  3. Untuk membuat Hormon/ ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang
Sekian, dan semoga artikel ini bermanfaat,..!

Jumat, 10 Februari 2017

Solusi Mengatasi Penyakit Busuk Buah (Antraknosa) atau Patek Pada Tanaman Cabe

Antraknosa / Patek
Penyakit Busuk Buah (Antraknosa) atau patek 

Pada tanaman cabe penyakit busuk buah (Antraknosa) atau juga sering disebut penyakit patek, penyakit ini sangat meresahkan para petani apabila telah terserang pada tanaman cabe ini.


Penyakit busuk buah (Antraknosa) atau patek tidak hanya menyerang pada tanaman cabe saja, akan tetapi juga menyerang pada jenis tanaman lainnya, namun yang lebih dominan penyakit ini mudah terserang pada tanaman cabe. Penyebab penyakit busuk buah (Antraknosa) ini dikarenakan oleh cendawan, yaitu sejenis jamur yang aktif berkembang biak terutama pada daun dan buah cabe dan kelamaan akan meluas dan membesar hingga mudah menyebar. Penyakit ini sering menyerang pada buah cabe yang masih muda bahkan juga pada buah cabe yang hampir tua dan akan mengakibatkan gagal panen.


Penyakit ini begitu sulit untuk dikendalikan, apalagi jika disekitar area pertanaman memiliki kelembapan suhu yang rendah dan kelembapan udara tinggi. Mudah menyebar pada kelembapan udara diatas 95% dan suhu udara 32⠁C. Beberapa jenis cendawan yang paling sering menyebabkan timbulnya penyakit patek atau antraknosa adalah Colletrotichum sp. dan Gloesperium sp. Pada buah cabai, cendawan tersebut mampu bertahan di dalam biji selama 9 bulan.  Cendawan ini menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah subtropis dan daerah tropis seperti Indonesia.



Gejala Serangan Patek Atau Atraknosa

Penyakit patek atau antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai. Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani tanam cabai untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi. Tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa yang disebabkan oleh infeksi cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung.

Pengendalian Penyakit (Antraknosa) atau Patek

Di Indonesia, penyakit ini tergolong penyakit yang paling sulit dikendalikan, terutama pada saat musim hujan. Untuk petani cabai yang menanam dengan musim berbuah pada saat musim hujan harus melakukan pengontrolan yang ketat dan terus-menerus. Berikut ini beberapa upaya penanganan untuk mengendalikan serangan penyakit (Antraknosa) atau patek.

Baca Juga : Jenis - Jenis Bahan Aktif dan Produk Fungisida

  1. Perlakuan pada bibit atau biji tanaman yang akan dibudidayakan, misalnya untuk tanaman cabai atau tomat, rendam bibit atau biji menggunakan larutan fungisida sistemik, seperti berbahan aktif benomil, metil tiofanat, atau karbendazim. Dosis atau konsentrasi larutan adalah 2 g/l. perendaman dilakukan selama 4 – 6 jam.
  2. Melakukan rotasi tanam, adalah salah satu cara untuk memutuskan siklus perkembangan penyakit cendawan ini, tentunya pergiliran tanaman dengan jenis family yang berbeda.
  3. Secara teknis, bagian tanaman yang terserang harus dimusnahkan dari lahan atau areal pertanaman atau akan lebih baik bila di lakukan pemendaman terhadap cabai yang busuk. Lakukan pengamatan di lapangan secara berlanjut.
  4. Berikan pupuk dengan kandungan P, K, dan Ca tinggi agar jaringan tanaman lebih kuat. Jangan melakukan pemupukan N ( Urea atau Za ) atau sumber lain berlebihan, karena akan menyebabkan jaringan tanaman berair sehingga rentan terhadap serangan cendawan.
  5. Berikan pupuk organik yang banyak. Pemupukan organik akan meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama maupun penyakit.
  6. Hindari adanya genangan air di areal pertanaman, serta buat  pembersihan lahan termasuk penyiangan gulma perlu dilakukan secara rutin.
  7. Gunakan mulsa hitam perak sehingga bisa untuk mengurangi kelembaban yang ada di sekitar tanaman cabai
  8. Perlebar jarak tanam dengan pola tanam zig – zag untuk menjaga sirkulasi udara dan saluran dengan kedalaman 40 Cm ( saluran tengah ) dan kedalaman 50 Cm ( untuk saluran air di bagian tepi/keliling lahan ). Saluran ini berfungsi untuk mengurangi kelembaban tinggi saat terjadi hujan berkepanjangan. Untuk di tanaman cabai kami merekomendasikan untuk pakai jarak tanam 70 x 70 Cm.
  9. Perlu dilakukan pewiwilan ( Rompes )  terhadap  tunas lateral yang berada di bawah Cabang Y ( Cabang Utama ) sehingga akan mengurangi kelembaban mikro tanaman, pada saat musim penghujan.
  10. Jika kelembaban di sekitar areal pertanaman tinggi, misalnya hujan terus menerus, lakukan pencegahan menggunakan pestisida kimia. Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit patek atau antraknosa adalah fungisida sistemik dengan bahan aktif benomil, karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol, triadimefon. Fungisida kontak dengan bahan aktif mankozeb, klorotalonil, tembaga oksiklorida dan propineb. Lakukan penyelingan bahan aktif tersebut setiap kali melakukan penyemprotan dengan dosis atau konsentrasi sesuai pada kemasan.
  11. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya melakukan kombinasi dari beberapa bahan aktif, misalnya benomil + mankozeb masing-masing ½ dosis, karbendazim + mankozeb masing-masing ½ dosis, metil tiofanat + klorotalonil masing-masing ½ dosis, difenokonazol + propineb masing-masing ½ dosis. Setiap kali penyemprotan lakukan penggantian kombinasi bahan aktif tersebut, setelah satu putaran kemudian kembali ke kombinasi awal yang pertama kali digunakan.
  12. Gunakan Varietas tanaman cabai yang cocok untuk di tanam di daerah dengan musim penghujan, setidaknya kita sudah dari awal menghindari penyakit yang namanya Cacar ini. Cabai itu salah satunya adalah varietas Cabai F1 Horison, Cabai F1 Flash 750 dan cabai F1 Rimbun 3.
Demikianlah sekilas tentang penyakit busuk buah (antraknosa) atau patek pada tanaman cabai. semoga artikel ini bermanfaat bagi para petani.

Salam Green Tani..!

Selasa, 07 Februari 2017

Cara Membuat MOL Bonggol Pisang Sebagai Hormon Giberlin dan Sitokinin

Bonggol Pisang


Tidak disangka begitu banyak manfaat bonggol pisang bagi tanaman. Diantaranya adalah berperan sebagai pembuat zat pengatur tumbuh (ZPT) alami pada tanaman dan tidak hanya itu, bonggol pisang juga berperan penting dalam pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal).

Baca disini: MOL ( Mikro Organisme Lokal)

Manfaat Bonggol Pisang

Sebelumnya, greentani akan menjelaskan kepada pembaca semua apa saja manfaat bonggol pisang pada tanaman? yang sebelumnya telah kita ketahui bahwa bonggol pisang mengandung hormon giberlin dan sitokinin pada tumbuhan.

Baca disini : Fungsi Auksin, Sitokinin dan giberlin pada tanaman

Bagaimana kita mendapatkan hormon auksin dan giberlin pada bonggol pisang? ikuti cara pembuatan mol dibawah ini.

Pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) Bonggol Pisang

Pada kesempatan ini, greentani akan membagikan sedikit cara tentang pembuatan mol dari bonggol pisang, dengan skala rumah tangga, ikuti langkah langkah berikut ini:

Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan
  1. Bonggol Pisang : 1 kg
  2. Gula Merah : 2 Ons
  3. Leri (air cucian beras) : 2 liter, bisa diganti dengan air kelapa atau urine hewan ternak
  4. Jerigen atau semisalnya
Cara Membuat MOL Bonggol Pisang
  1. Bonggol pisang dilumatkan atau diblender
  2. Larutkan gula merah dengan air cucian beras
  3. Masukkan semua bahan ke dalam jerigen, tutup rapat
  4. Fermentasikan selama 2 minggu
  5. Buka tutup setiap pagi selama -/+ 5 menit untuk membuang gas yang terbentuk agar tidak meledak
Cara Menggunakan
  1. Untuk Penyemprotan ; 150 ml mol dicampur dengan air bersih 14 liter. Semprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
  2. Untuk Pembuatan Kompos ; campurkan 1 liter mol dengan 5 liter air, tambahkan gula merah 1 ons. aduk sampai larut dan semprotkan atau disiramkan pada bahan kompos.
Mol Bonggol Pisang

Semoga bermanfaat,..!

Senin, 06 Februari 2017

Cara Membuat Ramuan Organik Hama (ROMA) Pada Tanaman

Ramuan Organik Hama (ROMA)

Dalam bercocok tanam tidak hanya nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, melainkan pencegahan terhadap penyakit dan hama juga sangat penting. Dengan pola pertanian organik, pencegahan terhadap hama dan penyakit itu sangat penting karena akan menciptakan sistem imun terhadap tumbuhan. Berbeda dengan racun kimia atau pestisida yang bersifat kontak dan langsung membunuh hama.
Berikut merupakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat ramuan organik pengendali hama / ROMA.
Bahan :
  1. Buah pinang yg cukup tua tapi belum kuning/kenikir    1 kg
  2. Daun sirsak 1 kg
  3. Batang serai  ½ kg
  4. Daun sirih ¼ kg
  5. Bawang putih ½ kg
  6. Cabe rawit merah ½ kg
  7. Daun tembakau / tembakau yg sudah jadi ¼ kg
  8. Air bersih 20 liter
Cara buat :
  1. Buah pinang tumbuk sampai halus (semuanya baik kulit/bjinya)
  2. Daun sirsakbatang serai, daun sirih, bawang putih, cabe rawit, daun tembakau  tumbuk / blender
  3. Campur semua bahan dengan air bersih
  4. Simpan selama 1 hari semalam
Dosis untuk 20 ml ditambah 1 liter air atau 1 gelas ditambah air 10 liter, aplikasi sebaiknya setiap semingu sekali. Ramuan ini cukup efektif untuk hama ulat/trip/kutu daun/belalang/wereng/walangsangit. Perlakuan yang kontinu dan teratur akan membuat tanaman tidak terkena fungi juga virus
Catatan :
Jika buah pinang tidak ada bisa diganti dengan Daun Kenikir
Ramuan tsb akan sangat efektif jika langsung diapliksikan.
Jika ingin bertahan lama tambahkan ROTAN 1 liter bisa disimpan sampai 6 bulan.
Pengalaman yg aneh tapi luar biasa, jika ingin hama tsb tidak balik lagi, ambil hama tsb secukupnya.. hancurkan trs tambahkan ke ROMA dan fermentasikan selama sehari semalam.
Semoga Bermanfaat,

sumber : infotani.net